Salah satu patung pahatan karya Bambang Krisyono yang dipajang di kompleks Istana Presiden
Bambang Krisyono memang seorang sarjana hukum, tapi pria kelahiran Blora ini memang sangat peduli dengan kelestarian alam. Oleh karena itu bonggol akar jati yang terbuang tak terpakai karena bentuknya yang tak beraturan, justru membangkitkan imajinasinya dan membawanya untuk membuat bentuk yang mengekspresikan alam dalam karya-karyanya.
Selama lebih dari 20 tahun, Bambang Krisyono fokus hanya menggunakan akar kayu jati selama menciptakan karya-karyanya. Karya-karyanya juga hanya menggunakan akar jati yang umurnya berpuluh-puluh bahkan ratusan tahun. Kebanyakan karyanya yang berjumlah sekitar 400, saat ini tersebar ke seluruh penjuru dunia, antara lain Yunani, Belanda, dan Australia.
Menurut Bambang, alam yang berbicara padanya. Tiap akar sudah memiliki bentuk abstrak tertentu dan ia hanya menerjemahkan kemauan alam tersebut dengan memberikan sedikit sentuhan. Hal ini terlihat dari berbagai karyanya yang memanfaatkan guratan-guratan dan bentuk alamiah dari akar kayu jati untuk membentuk detil pahatannya, tanpa merusak bentuk alami dari bahan yang digunakan.
Dalam sebuah pameran yang diadakan YDBA Galeri, Kemang, karya Bambang menarik perhatian Suryadharma Ali, Menteri Negara Koperasi dan UKM pada masa itu. Dari situlah kemudian Bambang mendapat undangan untuk mengisi koleksi Istana Presiden dengan karyanya. Saat ini Bambang Krisyono bekerja pada manajemen dari ARCHIE's ART GALLERY pimpinan Dally M. Subagijo. (arc)